Sunday, September 16, 2012

Metal di Industri Mainstream

Metal bisa dijual, tapi jadi ga menarik saat semua orang ingin menjual.

Seperti kebanyakan genre musik lain yang masuk ke Indonesia, awalnya kemunculan band metal seakan merepresentasikan band-band internasional. Misalnya Roxx dengan Metallica, Sucker Head dengan Sepultura, dan Rotor dengan Kreator.
Akhirnya, lahir gerakan untuk tampil dengan orisinalitas. Membuat metal lebih Indonesia. Tapi ini adalah langkah sulit karena lagu-lagu metal berbahasa Indonesia kurang diminati oleh pasar. Sebenarnya, hal ini ga mustahil dilakukan, hanya saja perlu usaha keras dan perlakuan khusus untuk melakukannya.
Keinginan membuat lagu sendiri muncul saat budaya demo trading mewabah. "ritual" ini dulu tergolong luar biasa, karena kesempatan semacam ini hanya dimiliki
band yang sudah punya nama seperti Sucker Head, Roxx dan Rotor. tapi karena kepedulian dan ingin membangun scene metal di Indonesia, maka pentolan dari band-band tersebut membentuk wadah yang bernama "Metalik Klinik".

Lambat laun, sistem distribusi lagu-lagu metal yaitu dengan "indie label". Caranya menukar/menjual karya lewat pertemanan dan dengan sedikit pemaksaan :)
Satu-satunya perusahaan rekaman nasional yang jadi sasaran diterobos pergerakan metal adalah Musica Studios. Di tengah kebingungan bagaimana caranya agar pihak Musica mau luluh, muncullah sosok Anang Hermansyah. Dia yang meyakinkan orang-orang di Musica bahwa musik metal mempunyai nilai jual.
Respon dari pasar pun positif. Scene metal jadi makin hangat. Makin banyak berkumpul band-band metal. Lagu-lagu band-band metal di luar Jakarta sering diperdengarkan di acara radio Mustang FM dengan Rock N' Rythmnya. Tentunya band metal non-Jkarta ini juga menjadi motivator buat band-band lainnya.
Scene metal akhirnya sempat tersapu oleh bangkitnya tren musik grunge yang dibawa Nirvana lewat karisma Kurt Cobain. Malah kehadirannya membuat pergerakan yang lebih besar dan pada akhirnya dinamakan genre musik alternatif.

Metal pun berevolusi. Meskipun sampai sekarang masih dihiasai pro kontra, metal pada saat itu (pasca 1995) dihadapkan oleh dua kekuatan. Yaitu Seattle sound yang dimotori oleh Nirvana, Sonic Youth, dan Stone Temple Pilots di satu sisi, dan gelombang Nu Metal yang dimotori Korn dan Limp Bizkit.
Mulai saat itu terdengar nama 7 Kurcaci dan Scope yang katanya ada du jalur Nu Metal. Ga jelek, itu salah satu usaha untuk menembus industri musik walau banyak pro dan kontra.
Terakhir, jangan lupakan satu hal yang disebut mahkotanya anak band selain album. Apalagi kalo bukan panggung,"kita kan hidup dari panggung".

Belakangan, gelombang metal sudah sangat terasa di sekitar kita. Contohnya aja band ane > Extremely Insane Radella,hahaha. Trus ada Burgerkill, Siksa Kubur, dan nama-nama lain berkeliaran. Konser metal pun makin sering digelar. Bisa jadi ini tanda bahwa musik metal akan membooming lagi. Apalagi sekarang akses internet yang sudah sangat bersahabat. Dan lewat jalur ini pula musik metal bisa jadi akan kembali ke puncak. Selain itu masih banyak cara lain untukmenjual metal. Dan saat metal benar-benar sell out kitapun bisa berharap akan ada balasan yang setimpal dengan sold out!!!

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...