Kali ini ane mau ngebahas tentang kalo boleh dibilang ini sih dedengkot black metal,hahaha. yep, Norwegian black metal,MAYHEM
Formasi awal mereka terdiri dari Manheim (drums) dan Necrobutcher
(bass). Nama mereka diambil dari lagu "Mayhem With Mercy" oleh Venom. Mayhem adalah band yang sangat kontroversial karena keterlibatan mereka dalam berbagai
pembunuhan, bunuh diri, pembakaran gedung gereja, dan tindakan kekerasan lainnya. Mayhem telah mengubah gaya musik mereka beberapa kali, dari black metal, death metal, sampai industrial dan electronica.
Mayhem didirikan pada 1981 oleh gitaris/vokalis Euronymous, basis Necrobutcher, dan drummer Manheim.
Euronymous kemudian berkonsentrasi pada gitar setelah vokalis Messiah
(Eirik Nordheim) bergabung pada 1986, yang kemudian digantikan oleh
Maniac (Sven Erik Kristiansen). Setelah dua demo, mereka merekam Deathcrush dengan perusahaan rekaman baru Euronymous, Posercorpse Music.
Awalnya musik mereka dipengaruhi oleh genre death/speed metal, namun kemudian berkembang menjadi lebih unik. Tema-tema kekerasan dari death metal kemudian diimbuhi dengan nihilisme dan anti-agama, dipengaruhi oleh mitologi Norse, filosofi Friedrich Nietzsche, satanisme (walaupun Euronymous menolak paham satanisme Aleister Crowley dan Anton LaVey dan memandang setan dari perspektif Kristen).
Deathcrush yang diproduksi sejumlah 1000 keping terjual cepat,
dan diterbitkan ulang pada 1993 oleh Posercorpse Music, setelah
digabung dengan Deathlike Silence Productions dan toko rekaman Euronymous Helvete.
Rencana Euronymous adalah menjadikannya "...like a black church in the
future. We've thought about having total darkness inside, so that people
would have to carry torches to be able to see the records."
Pada 1988,
Manheim dan Maniac meninggalkan band ini; Manheim karena ingin mencari
pekerjaan tetap, Maniac setelah gagal bunuh diri dan dimasukkan ke rumah
sakit jiwa. Mereka digantikan oleh Dead dan Hellhammer.
Dead, seperti namanya, memiliki sifat melankolis dan menggemari tema-tema kematian,
pembusukan, dan kegelapan. Bahkan Euronymous, yang tidak menyukainya,
khawatir akan kesehatan jiwanya. Walaupun demikian Dead memiliki banyak
teman dalam dunia black metal, walaupun dianggap sedikit naif.
Menurut Bard Eithun,
"He (Dead) wasn't a guy you could know very well. I think even the
other guys in Mayhem didn't know him very well. He was hard to get close
to. I met him two weeks before he died. I'd met him maybe six to eight
times, all in all. He had lots of weird ideas. I remember Aarseth was
talking about him and said he did not have any humour. He did, but it
was very obscure. Honestly, I don't think he was enjoying living in this
world."
Dead memiliki tingkah laku yang aneh; suatu kali ia mengubur
pakaiannya di bawah tanah selama beberapa minggu sehingga ia dapat
memakai pakaian tersebut yang sudah membusuk dalam suatu konser. Ia juga
pernah memasukkan seekor gagak mati ke dalam kantong plastik untuk
"menghirup hawa kematian" sebelum naik panggung. Hal ini makin
memperkuat atmosfer musik Mayhem, dan lirik band ini berkembang menjadi
satanisme, kegelapan, depresi, dan kejahatan. Dalam banyak pertunjukan
mereka, kepala-kepala babi ditancapkan di atas tombak dan Dead melukai
dirinya sendiri dengan pisau.
Formasi dengan Dead dan Euronymous menjadi terkenal. Setelah beberapa pertunjukan di Norwegia dan Jerman (di mana Live in Leipzig direkam), Mayhem mulai merekam album mereka yang pertama, De Mysteriis Dom Sathanas.
Pada bulan April 1991,
Dead mati bunuh diri dalam usia 22 tahun dengan tembakan di kepala dan
luka-luka di pergelangan tangan, disebabkan oleh pisau berburu yang baru
ia beli hari itu. Ia bunuh diri di rumah yang ia sewa bersama
anggota-anggota Mayhem lainnya di Kråkstad, dan meninggalkan pesan
"Excuse all the blood, Cheers" walaupun anggota-anggota Mayhem lain
mengatakan isinya lebih panjang, termasuk "the knife was too dull to
finish the job so I had to use the shotgun". Euronymous adalah yang
pertama menemukan jenazahnya, dan ia mengambil beberapa foto yang
kemudian digunakan sebagai sampul album bootleg Dawn of the Black Hearts.
Menurut Occultus,
yang menggantikan Dead sebagai vokalis Mayhem, "He (Dead) didn't see
himself as human; he saw himself as a creature from another world. He
said he had many visions that his blood has frozen in his veins, that he
was dead. That is the reason he took that name. He knew he would die.."
Peluru yang ia gunakan dikirim oleh seorang musisi dari Bergen, Norwegia bernama Kristian Vikernes (atau Varg Vikernes, Count Grishnackh; ex Old Funeral, satu-satunya anggota band black metal Burzum,
yang kemudian membunuh Euronymous). Euronymous bersikap dingin dan
oportunistis terhadap bunuh diri Dead; dalam beberapa wawancara ia
mengatakan bahwa Dead bunuh diri karena musik death metal, jenis musik
dari AS yang ditentang oleh black metal, semakin terkenal. Menurut
Hellhammer, Euronymous mengambil beberapa potongan otak Dead dan membuat
sop, dicampur dengan daging, sayuran, dan merica. "He'd always said he
wanted to eat flesh, so he figured this was an easy way." Euronymous
juga mengaku membuat kalung dari beberapa serpihan tengkorak Dead, dan
mengirimnya ke beberapa musisi, misalnya band black metal Swedia Marduk.
Pada 1993, Live in Leipzig diterbitkan dan dipersembahkan kepada Dead. Kemudian diikuti oleh bootleg Dawn of the Black Hearts. Karena band ini mulai diselidiki oleh polisi dan media massa, Necrobutcher hengkang dan tinggal tersisa dua anggota.
Tahun itu juga, proses rekaman untuk De Mysteriis Dom Sathanas dilanjutkan dengan Attila Csihar sebagai vokalis dan Count Grishnackh sebagai bassist.
Karena penyelidikan polisi pula, Euronymous terpaksa menutup toko rekamannya Helvete. Pada saat ini ia berhutang sekitar 30.000 NOK pada Grishnackh, namun menolak untuk membayar.
Pada 10 Agustus 1993, Grishnackh pergi dari Bergen ke apartemen Euronymous di Oslo bersama Blackthorn (Snorre Westvold, dari band Thorns.
Dalam perjalanan selama 7 jam itu, ia mampir ke rumah beberapa teman,
menciptakan alibi dengan menyewa video atas nama mereka. Sampai di rumah
Euronymous, Grishnackh menusuknya dengan pisau. Menurut otopsi
Euronymous ditusuk 23 kali, 2 di kepala, 5 di leher, dan 16 di punggung.
Walaupun demikian, Vikernes mengaku Euronymous jatuh di atas
pecahan-pecahan kaca dari sebuah lampu yang jatuh ketika mereka
berkelahi. Hal ini, menurutnya, menyebabkan luka-luka tusukan di
tubuhnya.
(He died on) the first floor. I chased him and he fell down in the glass fragments, and I ran past him. I turned around to face him again. He was standing and the other guy came running up. I didn't know whether he was going to attack me too; he was Øystein's best friend. He was with me accidentally. I thought he might attack me because he was Øystein's best friend, I was waiting for it. Øystein got up and the other guy just ran past. Then everything was clear to me. Øystein came against me and I attacked him, quite simply. I got his chest and then I pounded his skull. He just sat down, dying momentarily.
—Varg Vikernes, Lords of Chaos
Walaupun kecurigaan awal jatuh ke orang-orang Swedia, Grishnackh
meninggalkan bukti berupa salinan kontrak yang berlumur darah (digunakan
sebagai alasan mengunjungi Euronymous). Dalam waktu beberapa hari,
polisi dapat dengan cepat menangkapnya dengan tuduhan pembunuhan. Ia
tetap merekam musik di penjara sebagai proyek yang bernama Burzum.
Dengan hanya satu anggota tersisa, Hellhammer, Mayhem efektif bubar.
Pada 1994, De Mysteriis Dom Sathanas akhirnya diterbitkan
setelah ditunda beberapa kali karena keberatan dari pihak keluarga
Euronymous, yang ingin agar rekaman bass oleh Count Grishnackh dihapus.
Walaupun Hellhammer sebagai satu-satunya anggota yang tersisa saat itu
menyanggupi hal ini, ia sebenarnya tidak bisa main bass dan tidak
mengubah rekaman itu sedikitpun.
Pada 1995,
Hellhammer memutuskan untuk menghidupkan kembali band ini. Untuk itu ia
menggaet gitaris Blasphemer (Rune Erickson) dan dua mantan anggota
Mayhem, Maniac dan Necrobutcher. Mereka merekam EP Wolf's Lair Abyss dan kemudian mereka menggelar beberapa konser di Eropa. Salah satunya di Milan, Italia, dengan bintang tamu Atilla Csihar, dan direkam untuk Mediolanum Capta Est.
Pada tahun 2000, album kedua mereka Grand Declaration of War, diterbitkan. Album ini dipengaruhi oleh genre progressive dan avant-garde metal,
merupakan album konsep dengan tema perang dan kiamat. Maniac tidak lagi
menyanyi dengan vokal black metal namun dengan lirik dibacakan, dan
hampir semua lagunya segue ke lagu berikutnya. Tanggapan terhadap album
ini bermacam-macam, mulai dari kritik karena pengaruh avant-garde dan
electronic, sampai pujian dari kritikus Brian Russ yang mengatakan album
ini adalah "really the first cohesive work the band has ever done" dan
"a fitting culmination to their career thus far". Banyak orang
menganggap bahwa unsur-unsur electronic dalam album ini dilebih-lebihkan
karena hanya muncul di satu lagu, "A Bloodsword and a Colder Sun."
Empat tahun kemudian, Mayhem menerbitkan Chimera pada 2004, di mana mereka kembali ke gaya awal mereka, dengan produksi yang lebih baik. Chimera
masih dipengaruhi oleh progressive metal, mungkin karena input dari
Blasphemer. Pada 2004, Maniac dipecat dari Mayhem karena masalah dengan demam panggung
yang menyebabkannya tergantung pada alkohol dan menolak tur. Dikatakan
bahwa Necrobutcher mengusirnya dengan cara menendangnya ke bawah tangga
setelah Maniac tidak mampu mengingat lirik lagu sebelum sebuah konser. Attila Csihar menggantikan Maniac.
Berdasar pemberitaan majalah Terrorizer, salah satu punggawa utama black metal, MAYHEM baru-baru
ini menggunakan tengkorak manusia asli diatas panggung sebagai bagian
property grup Norwegia/Hungaria tersebut di event Hellfest di daerah
Clisson, Prancis.
“Itu semua memang tengkorak manusia asli yang ada di atas panggung,” ujar si vokalis MAYHEM, Attila Csihar. “Kami melakukannya untuk alasan spiritual, bukan untuk sensasi. Untuk berdiri dan bernyanyi ‘Altar Of Death’ di hadapan 8 ribu penonton Hellfest adalah hal ekstrim dan penting memperhatikan aspek peribadi dan artistik. Ini perasaan yang sulit untuk dilukis,” katanya lagi.
“Itu semua memang tengkorak manusia asli yang ada di atas panggung,” ujar si vokalis MAYHEM, Attila Csihar. “Kami melakukannya untuk alasan spiritual, bukan untuk sensasi. Untuk berdiri dan bernyanyi ‘Altar Of Death’ di hadapan 8 ribu penonton Hellfest adalah hal ekstrim dan penting memperhatikan aspek peribadi dan artistik. Ini perasaan yang sulit untuk dilukis,” katanya lagi.
“Aku tidak yakin apakah kejujuran menggunakan tulang manusia asli di atas panggung punya pengaruh kedepannya pada kami atau tidak. Tapi kami memang harus mengatakan hal yang benar. Kami adalah MAYHEM dan aku Attilia selalu berbicara soal hal yang benar, tidak ada yang ditambah atau dikurangi. Aku juga berterima kasih kepada semua orang yang ada di Hellfest yang sudah membantu aksi ini terealisasi dan tentunya pada para fans yang sudah mendukung secara kekal”.
Kabar lainnya tentang MAYHEM , mereka baru mengganti gitaris asal Prancis, Silmaeth dengan Teloch (NIDINGR, GOD SEED, OV HELL).
“MAYHEM berpikir harus melangkah maju dengan mengajak Teloch bergabung ke band menggantikan Silmaeth. Dia teman lama kami selain itu Teloch juga gitaris yang hebat. Kami juga berterima kasih untuk Silmaeth yang sudah berdedikasi penuh ke band ini di dua tahun terakhir. Semoga dia mendapat kesuksesan karir musiknya,” ujar Attilia menanggapi.
2 comments:
serem amat yak
baru segini gan. kalo ente baca versi lengkapnya lebih seru tuh
Post a Comment